Kamis, 16 Mei 2013 | By: Tuxedo Kamen

HARI ESOK

       Hari esok, dalam pandangan siapapun, adalah waktu yang amat dekat, amat cepat kedatangan nya tak lebih dari beberapa jam saja setelah hari ini, bagi anda yang hendak melakukan perjalanan jauh esok hari, jika hanya hari ini waktu yang tersedia untuk persiapan, belum tentu cukup seharian bagi anda mempersiapkan bekal untuk perjalanan itu. Apalagi perjalanan itu dalam rangka bertemu dengan seseorang yang selama ini anda hormati, anda agungkan sekaligus anda segani. Katakanlah orang yang akan anda temui itu atasan anda di kantor, atau mungkin pejabat tinggi di kota anda. Esok hari itu mereka akan menanyai ‘menginterogasi’ sekaligus meminta pertanggung jawaban amanah yang telah mereka berikan kepada  anda. Di hadapan mereka lah esok hari nasib anda ditentukan; apakah berbuah manis dan membahagiakan atau justru pahit dan menyakitkan, apakah mendapatkan penghargaan atau malah dipecat dari jabatan dan pekerjaan. Menghadapi peristiwa penting dan menentukan itu esok hari, tentu amatlah mendebarkan. Lebih mendebarkan lagi jika selama menjalankan amanah itu anda merasa terlalu banyak melakukan kelalaian dan membuat kesalahan.

Selasa, 07 Mei 2013 | By: Tuxedo Kamen

Sistem Ujian Nasional Vs Sistem Ujian Pendidikan Khilafah


Tanggal 2 Mei  adalah hari pendidikan Nasional. Sekarang bangsa Indonesia sudah memasuki tahun 2013, berarti bangsa ini sudah ”merdeka” selama  68 tahun. Tentu kita patut bertanya, apa kabar dunia pendidikan Indonesia?  Sudahkah dunia pendidikan memberikan kontribusi SDM unggul yang mampu menjadikan bangsa Indonesia maju?.

Berhasilnya  pendidikan suatu bangsa menjadikan bangsa itu bangkit untuk mencapai kemajuan. Sebaliknya mundurnya suatu bangsa karena gagalnya pendidikan, untuk membangkitkannya melalui pemikiran. Jika di perhatikan bangsa- bangsa di dunia ini tidak ada yang hancur karena kemiskinanya. Akan tetapi hancurnya bangsa, karena bangsa itu tidak berhasil menjadikan  pemikiran sebagai pijakan kebangkitan karena  gagalnya pendidikan.  Karena pemikiran manusia rusak, maka  kerusakan terjadi di seluruh aspek kehidupan.

Meningkatnya Popularitas Hizbut Tahrir Hantui Pemerintah Kirgistan dan Institusinya


Situs “Central Asia Online” mempublikasikan sebuah artikel, di mana analis menyatakan bahwa Hizbut Tahrir (HT), yang disebut sebagai kelompok ekstrimis dan terlarang telah merekrut sejumlah anggota di Kirgistan, sehingga HT akan menjadi ancaman bagi stabilitas negara. Situs mengutip dari Kementerian Dalam Negeri bahwa ada sedikitnya 3.000 simpatisan HT yang tinggal di Kirgistan. Ia menambahkan bahwa  jumlah anggota HT yang ditahan terus meningkat, namun persoalan menangkap “ikan besar atau puncak piramida” di sana merupakan perkara sulit.
Menurut kantor pers Kementerian Dalam Negeri bahwa penangkapan para pendukung HT telah menjadi lebih sering dalam beberapa bulan terakhir, dimana meningkat 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dan bahwa kegiatan HT lebih menonjol di wilayah selatan, di mana 70 persen dari total 200 penangkapan terjadi di selatan. Dikatakan bahwa belum semua yang ditangkap itu didakwa. Dan tampak bahwa HT bukan satu-satunya kelompok yang melakukan sejumlah kegiatan, namun aparat keamanan sudah sangat ahli untuk mengidentifikasi para anggota HT.
Minggu, 05 Mei 2013 | By: Tuxedo Kamen

Mengapa Harus Jadi Waria?


Jangan ganggu banciiii.!/jangan ganggu banciiii..!/jangan ganggu banciiii....!/jangan, ganggu....!

Penggalan lirik lagu dari Project Pop ini kian mengakrabkan kosakata banci' di telinga kita. Dan kayaknya, bukan cuma kosakatanya aja yang makin dekat dengan kita, tapi juga wujud aslinya. Buktinya, Ahad 26 Juni 2005 lalu komunitas banci, bencong, waria, atau wadam berani ngegelar hajatan gede-gedean dalam acara pemilihan Miss Waria Indonesia 2005 di Gedung Sarinah Lt. 14, Jakarta. Meski sempet diancam laskar FPI bakal dibubarkan, kontes itu jalan terus. Urusan kayak gini, emang negara yang kudu turun tangan untuk menyelesaikannya.