Kamis, 16 Mei 2013 | By: Tuxedo Kamen

HARI ESOK

       Hari esok, dalam pandangan siapapun, adalah waktu yang amat dekat, amat cepat kedatangan nya tak lebih dari beberapa jam saja setelah hari ini, bagi anda yang hendak melakukan perjalanan jauh esok hari, jika hanya hari ini waktu yang tersedia untuk persiapan, belum tentu cukup seharian bagi anda mempersiapkan bekal untuk perjalanan itu. Apalagi perjalanan itu dalam rangka bertemu dengan seseorang yang selama ini anda hormati, anda agungkan sekaligus anda segani. Katakanlah orang yang akan anda temui itu atasan anda di kantor, atau mungkin pejabat tinggi di kota anda. Esok hari itu mereka akan menanyai ‘menginterogasi’ sekaligus meminta pertanggung jawaban amanah yang telah mereka berikan kepada  anda. Di hadapan mereka lah esok hari nasib anda ditentukan; apakah berbuah manis dan membahagiakan atau justru pahit dan menyakitkan, apakah mendapatkan penghargaan atau malah dipecat dari jabatan dan pekerjaan. Menghadapi peristiwa penting dan menentukan itu esok hari, tentu amatlah mendebarkan. Lebih mendebarkan lagi jika selama menjalankan amanah itu anda merasa terlalu banyak melakukan kelalaian dan membuat kesalahan.


       Katakanlah hari esok anda akan menghadapi sidang ujian yang menentukan masa depan hidup anda.  kelulusan anda esok hari dalam sidang ujian itu menentukan kesuksesan hidup anda selanjutnya, sebaliknya kegagalan anda dalam ujian hari esok menjadikan anda pun gagal meraih kesuksesan hidup berikutnya. Menghadapi peristiwa penting dan menentukan itu esok hari tentulah amat mendebarkan, lebih mendebarkan lagi jika untuk menghadapi sidang ujian hari esok itu anda kurang persiapan,karena waktu yang anda miliki untuk prsiapan itu hanya hari ini.

       Membicarakan  esok  hari, juga ihwal mempersiapkan  bekal  di  perjalanan, sekaligus  menghadapi pertanggung  jawaban atau ujian sidang seperti di atas tentu menarik jika di kait kan dengan firman Allah yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman bertaqwa lah kalian kepada Allah dan hendaknya setiap diri memperhatikan apa yang telah dia perbuat (sebagai bekal) untuk hari esok. Bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya  Allah maha awas atas apa yang kalian lakukan”.(Qs. Al Hasyr:18)

           Imam At Thobari, Imam Al Alusi, Imam az Zamakhsyari, Imam Abu Saud dan para mufassir lainnya dalam kitab tafsirnya masing­­ -masing umumnya sepakat bahwa yang  di maksud hari esok dalam ayat ini adalah hari kiamat. (lihat antara lain Ath Thobari Jami Al Bayan  fi  ta wil al Qur an XXXIII/297 )
Mengapa hari kiamat Allah istilahkan dengan hari esok?  Tidak lain karena begitu dekatnya hari kiamat itu sehingga laksana hari esok, dengan kata lain kehidupan dunia ibarat hari ini sementara kehidupan akherat itu ibarat hari esok. (Al Alusi- Ruh al ma-ani fi tafsir al Quran wa as-sab al matsani xx/439).       

        Bagaimana membayangkan hari  kiamat itu sebagai peristiwa yang amat dekat laksana hari esok? Pasalnya kebanyakan manusia seprtinya menganggap hari kiamat itu adalah peristiwa masa depan, peristiwa yang masih jauh  sekali dan masih sangat lama entah kapan terjadanya  oleh karena itu kebanyakan manusia  sering  melupakan  kepastian kedatangan hari  kiamat. Buktinya  hanya  sedikit diantara manusia yang benar-benar  mempersiapkan  diri  menghadapi  peristiwa maha penting ini. Peristiwa yang   justru  paling menentukan dalam seluruh fase kehidupan  manusia  sejak di alam ruh, alam rahim, alam dunia, alam barzakh dan sudah tentu alam akherat. Pada fase inilah ujung dari segala, pada fase ini pula akhir nasib manusia apakah selamat atau celaka apakah masuk surga  atau neraka  apakah bakal mereguk kebahagiaan abadi  atau kesengsaraan tiada  henti,  karena itu sejatinya  hari esok (hari  kiamat) itu adalah hari yang paling mendebarkan  bagi  seorang  manusia selama hidupnya, anehnya perasaan demikian hanya dirasakan oleh sedikit manusia, kebanyakan mereka seolah tenang-tenang saja tanpa mempersiapkan diri. Mungkin karena sekali lagi tidak terbayangkan pada kebanyakan manusia, bahwa dekatnya kedatangan hari kiamat itu seperti  dekatnya kedatangan hari esok!!

         Untuk membayangkan betapa dekatnya hari kiamat ini sehingga  Allah menyebutnya  dengan  esok hari, mari kita merenung sejenak ingatlah dan bayangkan kembali masa kecil anda saat usia TK, atau SD lengkap dengan seluruh pengalaman manis atau pahit. Masih bias terbayang dengan jelas di pelupuk mata anda bukan? Padahal saat ini usia anda mungkin ada yang 20 tahun, 30 tahun , 40 tahun atau mungkin  60 tahun. Sebagian mungkin sudah punya anak bahkan cucu. Namun saat membayangkan masa kecil sepertinya masa itu baru kemarin anda alami artinya usia 20, 30, 40, atau 60 bukanlah usia yang panjang rentang waktu tersebut sesungguhnya amatlah pendek.

         Tentu akan terasa lebih pendek lagi jika usia kita hari ini kita bandingkan dengan  jarak zaman baginda Rasulullah. Misalnya yang memiliki rentang waktu lebih dari 14 abad yang lalu. Apalagi jika usia kita rata-rata 60-70 tahun itu dibandingkan dengan rentang waktu penciptaan adam.AS  entah puluhan ribu atau bahkan ratusan ribu tahun lalu bandingkan pula usia kita hari ini dengan usia jagat raya yang menurut para ahli di ciptakan Allah milyaran tahun yang lalu. Andai usia dunia yang milyaran tahun itu kita tarik garis lurus lalu kita bandingkan dengan usia manusia yang hanya 60-70 tahun tentu saja  usia manusia itu hanya setitik noktah yang tidak kelihatan di banding panjangnya  garis mungkin milyaran kilometer, yang mencerminkan panjangnya usia jagat raya ini. Dengan kata lain sesungguhnya betapa cepatnya usia manusia hidup di dunia dibandingkan dengan usia jagat raya ini. Padahal usia mkilyaran tahun jagat raya ini adalah singkat dimata Allah. Maka dari itu Allah menyebut tibanya  hari  kiamat sebagai ujung dari kehidupan ini  dengan istilah hari esok. 

      Bahkan karena begitu amat cepat kedatangan hari kiamat itu Allah sampai berfirman (yang artinya) :”Tidaklah (kedatangan) hari kiamat itu kecuali seperti  kedipan mata atau lebih cepat dari itu (Qs: An Nahl [16]:[77].

        Jadi apakah kita menganggap bahwa usia jagat raya ini masih amat panjang ; kedatangan hari kiamat itu masih sangat jauh; dan didunia ini hidup masih cukup lama?

        Baiklah jika anggapan dan pandangan kita masih seperti itu. Lalu bagaimana dengan kematian kita yang amat rahasia. Bukankah itu bisa terjadi kapan saja, termasuk esok hari?!.Sudahkah kita mempersiapkan diri?!.

0 komentar:

Posting Komentar