Senin, 16 November 2015 | By: Tuxedo Kamen

Jangan Galau, Innallaha Ma’ana!



Zaman sekarang berbagai masalah makin kompleks. Entah itu komplikasi dari masalah keluarga yang tak kunjung selesai, masalah hutang yang belum terbayar, bingung karena ditinggal pergi oleh sang kekasih, ataupun masalah-masalah lain. Semuanya bisa membuat jiwa seseorang jadi kosong, lemah atau merana.

“Galau!!” merupakan sebuah kata-kata yang sedang naik daun, di mana kata-kata itu menandakan seseorang tengah dilanda rasa kegelisahan, kecemasan, serta kesedihan pada jiwanya. Tak hanya laku di facebook atau twitter saja, bahkan di media televisi pun orang-orang seakan-akan dicekoki dengan kata-kata “galau” tersebut.
Sabtu, 14 November 2015 | By: Tuxedo Kamen

Pemuda Islam



Darah muda... darahnya para remaja... yang selalu merasa gagah dan tak pernah mau mengalah...” demikian sepenggal lagu dari bang Haji Rhoma Irama saat melukiskan remaja. Tidak heran, sebab memang begitulah masa remaja yang penuh dengan gejolak rasa ingin tahu. Presiden pertama Soekarno pun dalam ucapannya yang terkenal berkata, “Beri aku 10 pemuda maka akan kuubah dunia”

Jauh sebelum presiden Soekarno dan bang Haji Rhoma menciptakan lagu tersebut, Rasulullah Muhammad saw telah lebih dahulu menggambarkan remaja melalui sabdanya :
"Se­sungguhnya Allah Ta’ala benar-benar kagum ter­hadap seorang pemuda yang tidak memiliki shabwah." (HR Ahmad & Thabrani).
Senin, 09 November 2015 | By: Tuxedo Kamen

Sebuah Renungan

Ketika Allah memerintahkan kita sholat, kita segera melaksanakannya
Ketika Allah memerintahkan kita berpuasa, kita segera melaksanakannya
Ketika Allah melarang kita memakan babi, kita segera meninggalkannya.

Lalu kenapa ketika Allah memerintahkan kita untuk menerapkan hukum hukum-Nya, kita abaikan?
Lalu kenapa ketika Allah memerintahkan kita melaksanakan sistem ekonomi berdasarkan hukum hukum-Nya, kita tidak menunaikannya?
Begitupun ketika Allah memerintahkan kita untuk melaksanakan sistem pemerintahan berdasarkan hukum hukum-Nya, kita tidak melaksanakannya?

Bukankah kita tahu bahwa HANYA dengan hukum hukum-Nya kehidupan kita akan menjadi lebih baik dan mendapatkan kebahagiaan didunia dan diakhirat?
Bukankah kita juga tahu bahwa tanpa sistem pemerintahan Islam yang mampu mempersatukan ummat yakni Khilafah, ummat ini akan menjadi lemah dan hina?

Palestina, Iraq, Afghanistan dll menjadi tidak berdaya untuk membela kehormatan mereka.

Mengapa....
Mengapa seruan-seruan Allah itu tidak didengar.

Dimanakah ketaatan total kita kepada Allah SWT, yang menghidupkan dan mematikan kita?
Layakkah kita dengan sikap seperti itu, kita mendambakan kemuliaan dan kehormatan?

Berpikir Islami

Berpikir adalah ciri yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Orang yang berpemikiran tinggi tentu lebih dihormati dari pada orang yang berpemikiran rendah. Allah SWT mengangkat beberapa derajat orang-orang yang beriman dan berpemikiran tinggi - Al Qur'an menyebutnya dengan berilmu pengetahuan. Logikanya, apabila seorang muslim menginginkan ketinggian derajat di sisi Allah, mestilah ia mengingkatkan kualitas iman dan pemikirannya. Tapi, kini apa kenyataannya?
Banyak kaum muslimin telah kehilangan pola berpikir Islami. Salah satu sebabnya adalah ulah Barat. Mereka, dengan berbagai cara, telah meracuni dan membelokkan pemikiran umat Islam dari pemikiran yang tinggi -bersumber pada wahyu Ilahi dan Sunnah Rasulnya- kepada pemikiran rendah -berdasar filsafat dan praduga semata.

Rabu, 02 September 2015 | By: Tuxedo Kamen

Rasulullah melarang poligami??

Ada segelintir orang yang memotong suatu hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim tentang kisah Ali Bin Abi Thalib r.a. ketika dia meminang putri Abu Jahal. Pada waktu itu, Ali r.a. telah beristrikan Fatimah binti Rasulullah shallallahu a’alaihi wa sallam. Saat itu Ali r.a. meminta izin kepada RasuluLlah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menikahi putri Abu Jahal, Lalu Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Tidak aku izinkan, tidak aku izinkan, tidak aku izinkan, kecuali Ali bin Abi Thalib rela untuk menceraikan putriku dan menikahi putrinya Abu Jahal. Sesungguhnya fatimah adalah darah dagingku, menyenangkan-ku apa yang menyenangkan-nya, meyakiti-ku apa yang menyakiti-nya.”
Jumat, 05 Juni 2015 | By: Tuxedo Kamen

Aku dan Islam



Syabab.Com - “Jika kamu masih mempunyai banyak pertanyaan, maka kamu belum dikatakan beriman, Iman adalah percaya apa adanya, tanpa reserve”. Begitulah kira-kira suatu pernyataan yang akan selalu saya ingat didalam hidup saya. Waktu itu saya masih seorang penganut Kristen Katolik berusia 12 tahun yang banyak sekali pertanyaan di dalam hidup saya. Diantara pertanyaan-pertanyaan itu, tiga pertanyaan yang paling besar adalah: Darimana asal kehidupan ini, Untuk apa adanya kehidupan ini, dan akan seperti apa akhir daripada kehidupan ini. Dari tiga pertanyaan tersebut muncullah pertanyaan-pertanyaan turunan, “Kenapa tuhan pencipta kehidupan ini ada 3, tuhan bapa, putra dan roh kudus? Darimana asal tuhan bapa?”, atau “Mengapa tuhan bisa disalib dan dibunuh lalu mati, lalu bangkit lagi?”. Jawaban-jawaban itu selalu akan mendapatkan jawaban yang mengambang dan tak memuaskan.

Selasa, 24 Maret 2015 | By: Tuxedo Kamen

MANUSIA SYETAN ATAU SYETAN MANUSIA ?

Kata Syaithoon, / " setan "  ada dua pengertian :

Pengertian pertama :

Makna Lafadz " Sya-i-tho-nun"  secara gramatika,; dengan nun ashliyah pada wazan fa-i-'aa-lun ( yang akar katanya: sya-tho-na) maknanya adalah  = al-ba'iid, = " jauh "
Pengertian ke dua :

Kata:  sya-i-tho-nun dengan ya'   ashliyah sementara nun-nya nun- zaidah, pada wazan fa'-laa-nun  ( yang akar kata-nya : syaa-tho (tanpa nun), -  yasyiithu, -  maka maknanya adalah ihtaroqo = " terbakar – membakar – karena api itu bersifat membakar.
Minggu, 22 Maret 2015 | By: Tuxedo Kamen

Pembuktian Iman Berdasarkan Akal

Akal merupakan potensi yang telah diberikan oleh sang Pencipta sebagai modal dalam mengarungi kehidupan ini. Semua manusia diberikan akal ini untuk memahami dan mencerna segala macam persoalan atau masalah yang ada dalam kehidupan. Begitu pun dalam proses keimanan, penggunaan akal sebagai pijakan dalam memahami eksistensi sang Maha Pencipta menjadi sesuatu yang perlu. Sebab eksistensi Pencipta tak dapat diraba dengan menggunakan perasaan saja. Sebagian besar jumhur ulama berpendapat bahwa dalam beriman harus menggunakan akal dan pemikiran yang mendalam, hal ini untuk menghindari adanya taqlid dalam beriman kepada Tuhan.
Jumat, 06 Maret 2015 | By: Tuxedo Kamen

Perubahan Mendasar Pemikiran Sayyid Qutb; Dari Al Aqqad, Hasan Al Banna, hingga Taqiyudin An-Nabhani




oleh Hafidz Abdurahman M.A

Untuk  membaca,  apalagi  melacak,  pemikiran Sayyid  Qutub  (1906-1966),  seperti  kata  penulis  buku  ini, diperlukan  kejelian  dan  kecermatan.  Karena  itu,  ketika menulis pengantar  ini,  saya  berusaha  mengumpulkan referensi  sebanyak-banyaknya  tentang  Sayyid  Qutub  dan pemikirannya,  agar  saya  bisa  bersikap  amanah,  setidak-tidaknya  untuk menjawab  pertanyaan  besar  yang  belum dijawab  dalam  buku  Perubahan  Mendasar  Pemikiran Sayyid  Qutub  ini.

NU, RESOLUSI JIHAD dan KEMERDEKAAN INDONESIA


 
Berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak bisa dilepaskan dari peran para pejuang muslim, atau lebih tepatnya kaum santri. Yang menarik, berdasarkan laporan pemerintah Belanda sendiri, bahwa peristiwa perlawanan sosial politik terhadap penguasa kolonial, dipelopori oleh para kiai sebagai pemuka agama, para haji, dan guru-guru ngaji.

Ironis, sejarah yang diajarkan kepada anak-anak sekolah, tidak mengenalkan peran “Resolusi Jihad” yang dikomandoi oleh KH. Hasyim Asy’ari yang mengeluarkan fatwa “wajib” bagi setiap muslim untuk mempertahankan kemerdekaan.