Minggu, 02 November 2014 | By: Tuxedo Kamen

Pengemban sistem kufur adalah orang-orang bodoh dan laksana hewan

Demokrasi yang sejatinya adalah kedaulatan di tangan rakyat, dimana rakyat (manusia) boleh membuat hukum. Faktanya, banyak kaum muslimin yang mengemban sistem kufur ini. Tidak sedikit dari mereka berdalih ingin memperjuangkan hukum-hukum Allah melalui sistem ini. Namun pada prakteknya mereka tidak bisa. Dengan alasan jumlah suara mereka masih sedikit, mereka hasilkan hukum-hukum yang bertentangan dengan hukum-hukum Allah. Padahal yang mereka lakukan adalah memusyawarahkan hukum-hukum Allah yang bersifat qath’i (pasti), yang mana Rasulullah tidak pernah melakukan hal ini (memusyawarahkan hukum-hukum Allah yang bersifat qath’i). Mereka tidak menggunakan mata dan pendengaran mereka untuk memahami hukum-hukum Allah. Dalam hal ini, Islam memberikan cap bagi mereka sebagai orang-orang bodoh dan seperti hewan ternak.

Pengemban sistem kufur adalah orang-orang bodoh

سنن ابن ماجه – juz 12/ 44
4026 – حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ قُدَامَةَ الْجُمَحِيُّ عَنْ إِسْحَقَ بْنِ أَبِي الْفُرَاتِ عَنْ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ, قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ

“ Dari Abu Hurairah ra, : Rasulullah saw bersabda : “ akan datang di tengah2 masyarakat tahun tahun, penipu dibenarkan, orang jujur didustakan, pengkhianat diberi amanah, orang yg amanah dikhianati, dan pada masa itu orang ruwaibidhoh berbicara, ditanyakan: ” apa itu ruwaibidhoh ? Bersabda Nabi saw : ” laki laki bodoh (berfikiran sempit, rendahan) mengurusi urusan umum. (menjadi penguasa). 

مسند أحمد – (ج 28 / ص
468)
13919 – حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنِ ابْنِ خُثَيْمٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَابِطٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِكَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ أَعَاذَكَ اللَّهُ مِنْ إِمَارَةِ السُّفَهَاءِ قَالَ وَمَا إِمَارَةُ السُّفَهَاءِ قَالَ أُمَرَاءُ يَكُونُونَ بَعْدِي لَا يَقْتَدُونَ بِهَدْيِي وَلَا يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِي فَمَنْ صَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَأُولَئِكَ لَيْسُوا مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُمْ وَلَا يَرِدُوا عَلَيَّ حَوْضِي وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَأُولَئِكَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُمْ وَسَيَرِدُوا عَلَيَّ حَوْضِي

Sesungguhnya Nabi Saw berkata kepada Ka’ab bin ‘Ujrah :” Aku mohon perlindungan kepada Allah untukmu (Ka’ab ibn ’Ujrah) dari imaratus sufahaa, Ka’ab bin ’Ujrah bertanya: ” Siapakah imarotus sufahaa (para pemimpin yang bodoh) itu yaa Rasulullah ?
Rasul saw menjawab : ” Para pemimpin yang datang sesudahku,.. mereka tidak memimpin/ menuntun rakyatnya dengan petunjuk-ku, laa yastannuuna–tidak menerapkan aturan(system) dengan sunnah sunnah-ku,
 
Maka siapa saja yang membenarkan dusta dusta pemimpin seperti itu, dan membantu ke-dzoliman mereka, maka mereka (umat seperti itu) bukan golongan-ku dan akupun bukan bagian dari mereka, dan mereka tidak akan bersamaku masuk surga Haudhiy (Nahru al-Kautsar / telaga al-Kautsar)
Namun siapa saja yang tidak membenarkan atas dustanya dan tidak membantu atas kedzolimanya, maka mereka itu adalah golongan-ku dan aku-pun bagian dari mereka, dan mereka akan bersamaku memasuki telaga Haudhiy (telaga al-Kautsar).

Laksana hewan

Allah swt. berfirman dalam surat Al-A’raf ayat 179 :

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيراً مِّنَ ٱلْجِنِّ وَٱلإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لاَّ يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لاَّ يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لاَّ يَسْمَعُونَ بِهَآ أُوْلَـٰئِكَ كَٱلأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُوْلَـٰئِكَ هُمُ ٱلْغَافِلُونَ

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.

Imam al-Hafidzh ibnu Abdil Bar berkata : “Sungguh ada orang-orang yang sikap dan perilakunya menyerupai hewan peliharaan. Sebagaimana manusia, hewan memiliki pendengaran dan penglihatan. Dia cekatan dan tanggap atas setiap musibah yang akan menimpa hartanya dan jabatannya. Dan jika musibah itu menimpa agamanya, ia tidak menyadarinya. (Majaalis wa unsu majalis, juz 1/169)

CELAKALAH ORANG-ORANG YANG MEMBENARKAN DAN MENGIKUTINYA.

Wallahu a’lam.

0 komentar:

Posting Komentar