Syabab.Com - Isu Islamic
State of Iraq and Syam/Syria (ISIS) terus bergulir. Forum Ukhuwah
Islamiyah Majelis Ulama Indonesia menyelenggarakan diskusi tentang isu tersebut
(7/8/2014). Lebih dari lima puluh tokoh dari berbagai organisasi Islam hadir.
Dalam pertemuan itu, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Hizbut Tahrir Indonesia (DPP
HTI), Muhammad Rahmat Kurnia menyatakan hal pertama yang diperlukan dalam
menyikapi isu ISIS ini adalah sikap proporsional, waspada, dan hati-hati.
“Pasca meninggalnya Osama bin Laden yang dianggap teroris oleh Barat, isu
terorisme memudar. Tidak laku. Jangan sampai kasus ISIS ditarik ke sana ke mari
sehingga semua hal berbau Islam dengan mudah diberi stigma sebagai paham ISIS.
Orang yang pro syariah dituding berpaham ISIS. Pihak yang setuju dengan perda
syariah dengan mudah dituduh menyebarkan paham ISIS. Jangan sampai isu ISIS
dijadikan alat untuk menjauhkan Islam dari umat Islam,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Rahmat menjelaskan di
hadapan para pimpinan ormas Islam, “Jangan sampai pula penolakan terhadap ISIS
yang mendeklarasikan khilafah dengan cara kekerasan, menjadikan kita menolak
hadis-hadis Nabi Muhammad SAW tentang khilafah. Padahal, tidak
kurang dari 39 hadis Rasulullah berbicara tentang khilafah. Perlu dibedakan
antara tindak kekerasan ISIS dengan ide khilafah sebagai gagasan yang berasal
dari Islam yang disampaikan oleh Rasulullah Muhammad SAW.” “Penting hati-hati,
jangan sampai isu ISIS dijadikan sebagai alat monsterisasi syariah dan
khilafah,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu pula Rahmat menyampaikan
sikap HTI terkait ISIS. “HTI memandang khilafah yang diproklamirkan oleh ISIS
tidak sah secara syar’iy”. Alasannya, metode yang digunakan bukan
metode Rasulullah SAW. Rasulullah SAW tidak menempuh jalan kekerasan, apalagi
menghancurkan masjid, melakukan pembunuhan, dsb. Selain itu, wilayah dan
kekuasaan yang nyata (sulthan dzatiyan) tidak ada karena kondisinya
kondisi konflik. Keamanan dalam dan luar negeri pun tidak berada di tangan kaum
Muslim. Bahkan, ‘Khalifah’ ISIS dibaiat oleh anggota milisinya bukan penduduk
sekitar, padahal dulu Rasulullah SAW dibaiat oleh kalangan anshar tempat beliau
berhijrah. Jadi, ISIS tetap sebagai milisi bersenjata dan bukan khilafah.
[htipress/syabab.com]
0 komentar:
Posting Komentar