Jumat, 18 Januari 2013 | By: Tuxedo Kamen

Makna Syahadat
Syahadat merupakan pintu gerbang pertama seseorang yang masuk Islam, dan menjadi hal yang sangat penting dalam beriman kepada Allah swt. Tanpa ada syahadat maka tak ada Islam dalam diri seseorang. Keberadaan syahadat ini sangat fundamental dalam Islam sehingga menjadi rukun iman yang pertama. Keyakinan kepada Allah swt dan ke rasul an Muhammad saw merupakan pondasi Islam, tanpanya Islam tak akan tegak.
Syahadat terdiri dari dua kalimat, yaitu Asyhadu ‘ala ilaha ila Allah dan Asyhadu ana Muhammad Rasulullah. Dapat dilihat kata pertama yaitu, Asyhadu ‘ala ilaha ila Allah memiliki arti, bahwasannya tiada Tuhan yang pantas disembah, ditaati, diikuti, ditakuti, diagungkan selain Allah swt. Kata ila pada kalimat tersebut bermakna meniadakan segala bentuk penyembahan kepada selain Allah swt. Dengan adanya kata ila yang bermakna meniadakan berarti tidak ada sesembahan yang wajib dan pantas untuk disembah selain dari Allah swt.


Oleh sebab itu, kalimat pertama berarti meniadakan segala bentuk penyembahan kepada selain Allah swt. Seorang muslim yang telah memahami hal ini tentu tidak akan pernah melakukan perbuatan-perbuatan yang  bersifat syirik. Jika ia mengaku beriman kepada Allah, mengerjakan sholat tetapi masih percaya kepada ramalan bintang, melakukan ritual persembahan kepada laut, gunung dan sebagainya berarti ia belumlah disebut beriman secara sempurna. Padahal Allah swt telah berfirman dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 208 yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”. (QS. Al Baqarah : 208)
Ayat tersebut dengan jelas telah memerintahkan kita ummat Islam untuk masuk kedalam Islam secara menyeluruh. Dengan kata lain ummat Islam harus beriman kepada Allah secara keseluruhan tanpa ada unsur-unsur yang lain. Segala sesuatu yang datang dari Allah swt dan Rasul-Nya wajib kita ambil tanpa ada pengecualian. Dalam ayat lain Allah swt berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan”. (QS. Al maidah : 90)
Banyak kita lihat diberita-berita televisi dan iklan-iklan tentang ramalan dengan rasi bintang atau khamr yang seolah telah “halal” dan dijual bebas. Padahal Allah swt telah melarang hamba-Nya untuk melakukan hal-hal tersebut. Tetapi pada kenyataannya mereka telah lupa dengan ikrar mereka bahwasannya tiada Tuhan yang pantas untuk disembah, dimintakan tolong selain Allah swt. Mereka telah menjadikan ramalan, kemudian minuman-minuman keras sebagai Tuhan mereka yang sebenarnya akan menjerumuskannya kedalam murka Allah swt.
Kemudian kalimat kedua yaitu, Asyhadu ana Muhammad Rasulullah. Kalimat kedua ini bermakna bahwa Muhammad saw adalah manusia utusan Allah swt sebagai pembawa petunjuk bagi seluruh ummat manusia. Walhasil, karena Muhammad saw adalah Nabi dan Rasul yang mendapatkan perintah langsung dari Allah swt untuk mensyiarkan Islam ini, kita ummat Islam wajib percaya kepada apa-apa yang dibawanya yaitu Al Qur’an dan As Sunnah.
Allah swt dalam Al Qur’an surat Al Hasyr ayat 7 berfirman : “.... Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya” (QS. Al Hasyr : 7)
Ayat tersebut menegaskan bahwa ummat Islam wajib mengambil apa-apa yang datangnya dari Rasulullah saw tanpa ada rasa keberatan sedikitpun, sekalipun itu pahit. Kalimat kedua dalam syahadat tersebut juga bermakna pengakuan bahwa Muhammad saw adalah Nabi dan Rasul Allah sebagai pembawa agama Islam dan juga sebagai penutup para Nabi dan Rasul. Oleh sebab itu, jika setelah wafatnya Nabi saw masih ada yang mengaku sebagai Nabi dan Rasul, maka kita sebagai ummat Islam wajib untuk tidak percaya. Sebab jika ada yang mengaku sebagai Nabi setelah Nabi saw, maka dia adalah seorang pendusta besar. Sekalipun ia mengaku tidak membawa risalah baru tapi hanya sebagai penerus kenabian hal tersebut tidak berarti bahwa risalah ke Nabian masih ada. Sebab Rasulullah saw dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud bersabda: “Dalam ummatku akan ada 30 pendusta besar yang kesemuanya mengaku sebagai Nabi. Tapi aku adalah Nabi terakhir dan tidak ada Nabi lagi setelah aku” (HR. Abu Dawud).
Sekarang ini kita melihat banyak yang mengaku sebagai Nabi, seperti Mirza Ghulam Ahmad dari India yang sebenarnya ia adalah antek Inggris untuk menghancurkan Islam dari dalam, kemudian di Indonesia dengan kerajaan tuhannya yaitu Lia Eden, ia mengaku sebagai Jibril, sekaligus Al Masih dan membawa ajaran baru yaitu salamullah. Ia bahkan hendak menghapuskan seluruh agama dan menggantinya dengan ajarannya. Maka sesungguhnya mereka semua adalah orang-orang yang mendapat laknat dari Allah swt.
Ketika seorang Muslim telah mengakui bahwa apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw adalah benar, maka tentu ia akan menjalankan semua sunnah-sunnahnya tanpa ada rasa berat dalam hatinya.
Kesimpulannya adalah, jika seseorang telah mengucapkan dua kalimat syahadat maka itu berarti ia telah siap untuk menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangan-Nya tanpa kecuali dan berat hati. Sebab itu merupakan konsekwensi ia sebagai seorang muslim yang terikat dengan aturan yang datangnya dari Allah swt yang telah menciptakannya.

Wallahu ‘alam bis Showab

0 komentar:

Posting Komentar