TUJUAN HIDUP
Tujuan
hidup seseorang bergantung kepada apa yang difahaminya tentang manusia,
kehidupan, alam semesta serta keterkaitan antara ketiganya dan juga hubungan
antara kehidupan sebelum dan sesudah dunia. Jika seseorang memahami bahwa
manusia, alam semesta hanya sebatas materi, maka tentu ia akan mempunyai tujuan
hidup hanya mencari materi sebanyak-banyaknya. Hal inilah yang tercermin dari
orang-orang atheis atau komunis. Mereka menganggap bahwa tujuan mereka hidup
hanya bersenang-senang dengan mengumpulkan materi sebanyak-banyaknya, mereka
tidak pernah memikirkan kehidupan setelah mati. Sebab mereka menganggap setelah
mati, mereka akan kembali menjadi materi dan itulah akhir dari kehidupan.
Begitu
pula jika orang memahami bahwa manusia, alam semesta ini merupakan ciptaan
Tuhan tetapi Dia tidak berhak mengatur manusia. Hal ini terlihat dari
orang-orang yang berpandangan sekuler yaitu memisahkan antara agama dan
kehidupan. Tujuan hidup mereka pun tidak berbeda jauh dengan mereka yang
atheis, mereka berpandangan bahwa Tuhan menciptakan alam semesta ini untuk
dinikmati dengan segala cara tanpa memandang halal dan haram. Sekalipun mereka
percaya kepada adanya Tuhan sebagai pencipta tetapi mereka tidak mengakui Tuhan
sebagai pengatur. Sebab mereka memang tidak mau diatur dengan aturan yang
menurut mereka memberatkan dan mengekang keinginan mereka. Sekalipun mereka
percaya dengan Tuhan tetapi mereka tidak mampu mengkaitkan hubungan yang ada
antara apa-apa sebelum dunia dan setelah dunia. Sehingga mereka berpendapat
bahwa Tuhan tidak berhak mengatur hidup manusia. Bahkan mereka ingin aturan
yang telah Tuhan tetapkan didalam kitab-Nya dirubah sesuai dengan keinginan
nafsu mereka.
Berbeda
halnya dengan Islam, tujuan hidup dalam Islam adalah beribadah kepada-Nya. Allah
swt telah berfirman dalam Al-Qur’an surat
Adz-Dzariyat ayat 56 : “Dan aku tidak menciptakan
jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku”.
Dalam
ayat diatas telah jelas bahwa tujuan hidup manusia hanyalah beribadah, hal ini
terlihat dari kata “Dan tidaklah aku
ciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka mengabdi kepada-Ku” maknanya bahwa tujuan manusia hidup ini
hanyalah untuk beribadah kepada Allah swt. Dengan cara mensucikan-Nya
mengagungkan-Nya, mentaati semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya
tanpa kecuali.
Ketika
seorang muslim telah memahami bahwa tujuan hidupnya hanyalah dalam rangka
beribadah kepada Allah swt, maka ia tidak akan melakukan hal-hal yang dapat
menjerumuskan dia kedalam murka Allah swt.
Tujuan
hidupnya pun menjadi jelas, ia dapat memahami tujuan Allah swt menciptakan ia
di alam dunia ini, ia tahu darimana ia berasal, untuk apa hidup, dan mau kemana
setelah ia meninggal dunia. Langkah dan gerak-gerik hidupnya terprogram dan
terarah. Ia tidak akan melakukan hal-hal yang bersifat mubazir dan tidak
mendatangkan manfaat serta pahala kepadanya. Bagi dia ibadah-ibadah sunnah
seperti kewajiban dan yang wajib telah menjadi kebutuhan yang tanpanya ia tidak
akan bisa hidup. Sholat bagi dia adalah kebutuhan hidup yang tak dapat ditawar
lagi, jika ia meninggalkannya maka ia seperti tidak makan yang akibatnya ia
merasa lapar. Sementara ibadah sunnah seperti sholat rawatib merupakan kewajiban yang tanpanya ia merasa ada yang
kurang dalam aktivitasnya didunia.
Berbeda
dengan orang atheis atau sekuler yang mempunyai tujuan hidup hanya didunia saja
tanpa berpikir akhirat, hari perhitungan dan pembalasan, seorang muslim yang
telah memahami tujuan hidupnya, tidak akan menjadikan materi dan dunia sebagai
tujuan. Tetapi ia akan menjadikan materi dan dunia beserta isinya menjadi jalan
dan alat untuk bisa lebih dekat dengan Allah swt. Sebagaimana yang dialami oleh
salah seorang sahabar Rasulullah saw Mush’ab bin Umair yang rela kehilangan
kemewahan dunia dan fasilitas hidup yang nyaman semata-mata untuk
mempertahankan keyakinannya dalam memeluk Islam. Sebab, ia tahu tujuan hidupnya
adalah hanya untuk dekat dengan Allah swt.
Dengan
begitu, tujuan hidup seorang muslim adalah untuk menjalankan semua yang
diperintahkan oleh Allah swt dan menjauhi segala sesuatu yang dilarang-Nya.
Dalam ayat lain Allah swt berfirman :
“Katakanlah: "Jika kamu
(benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS.
Al – Imran : 31)
Dengan ikhlas melakukan semua
yang diperintahkan-Nya kepada kita dan menjauhi semua larangan-Nya tanpa
keberatan sedikitpun dalam hati, maka niscaya Allah swt akan selalu melindungi
dan menolong kita sekalipun menurut pandangan manusia sangat sulit. Namun jika kita telah meyakini Allah swt sebagai
penolong maka tidak ada yang sulit bagi Allah swt. Namun tentunya jika kita
telah menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya dengan
hati ikhlas tanpa sedikitpun keberatan. Mudah-mudahan hanya Allah swt dan ridha
dari-Nya yang kita cari dalam hidup yang fana ini. Wallahu ‘alam bis Showwab.
0 komentar:
Posting Komentar