Saya menulis ini diwaktu malam hari ba'da Isya sambil merenungkan sebuah perjalan hidup dialam fana yang serba fatamorgana. Disini insya Allah, saya akan membagi kedalam 3 tulisan, mengingat apa yang akan saya tulis disini cukup panjang. Semoga bisa menambah keyakinan dan keimanan kita kepada Al Khaliq dan juga bisa mengurai 3 pertanyaan besar dan mendasar bagi ummat Islam seluruhnya.
Seorang
yang telah meyakini bahwa Allah adalah Tuhan yang harus disembah dan ditaati
haruslah bisa memahami dan mengurai tiga simpul besar ini. Hal ini merupakan
hal sangat penting, mengingat bahwa manusia adalah makhluk yang lemah dan serba
terbatas sebagaimana penjelasan pada bab sebelumnya.
Ketiga
simpul ini sangat mempengaruhi arah dan tujuan hidup manusia, dan manusia pun
bertindak serta bertingkah laku berdasarkan kepada apa yang dipahaminya tentang
tiga simpul besar ini. Apa saja yang termasuk kedalam tiga simpul besar ini?
Pembahasan pada bab ini akan coba menjelaskannya.
1. Darimana Manusia Berasal?
Setidaknya
ada tiga macam pemahaman yang dapat menjawab pertanyaan ini, pemahaman pertama
menyebutkan bahwa manusia berasal dari materi. Pemahaman ini dicetuskan oleh
seseorang yang bernama Charles Darwin. Ia mengatakan bahwa awal mula kejadian
manusia adalah merupakan proses panjang dari sebuah evolusi materi. Ia mengatakan
bahwa segala yang ada didunia ini berasal dari satu bentuk materi yang
berevolusi hingga membentuk kehidupan sekarang ini.
Ia
mengatakan hal tersebut dalam bukunya yang berjudul, “the origin of spicies”. Buku ini merupakan kontroversi besar pada
zaman itu, sebab ia mengatakan bahwa asal-usul manusia adalah berasal dari kera
yang berevolusi hingga menjadi manusia. Hingga sekarang pun paham ini masih
banyak dipercaya dan digunakan oleh para pengagumnya.
Paham
ini telah menjadikan manusia berada pada tingkat yang sangat rendah, dengan
mengatakan bahwa manusia berasal dari kera, telah menjadikan tingkat pemikiran
manusia pun tidak lebih pintar dari seekor kera. Sekalipun teori ini telah
dibantah berulang kali oleh penemuan ilmiah zaman sekarang, namun tetap saja
ada orang yang mengatakan bahwa manusia berasal dari kera.
Paham
ini juga mengatakan bahwa asal-usul alam semesta merupakan hal yang terjadi
secara kebetulan. Secara akal sehat pun sebenarnya paham ini sudah terbantahkan
sebagaimana penjelasan pada bab sebelumnya. Paham inilah yang dinamakan dengan
paham atheis atau komunis, paham ini menyatakan bahwa segala sesuatu merupakan
hasil dari evolusi selama ratusan tahun. Bahwa segala sesuatu berasal dari satu
materi yang kemudian berevolusi hingga menjadi seperti sekarang ini.
Ketika
seseorang yang berpaham seperti ini menjawab darimana asal usul manusia, maka
ia akan memahami bahwa dirinya berasal dari proses evolusi kera yang menjadi
manusia. Dengan begitu ia pun akan menganggap bahwa ia hanya berasal dari satu
materi yang kemudian akan kembali lagi kepada materi, tujuan hidupnya didunia
ini hanya mencari kepuasan materi. Ia tidak memiliki tujuan apapun selain itu.
Hal inilah yang kemudian menjadikan ia seorang yang berprinsip materi adalah
segala-galanya dan dengan segala cara ia lakukan untuk mendapatkan materi.
Sebab menurutnya tolok ukur segala sesuatu adalah materi.
Orang
yang berprinsip seperti ini sesungguhnya telah mengalami kekeliruan dalam
memahami hidup dan kehidupan. Dengan pemahamannya seperti itu, ia telah
menafikan keberadaan akalnya untuk berpikir. Ia tidak menggunakan akalnya untuk
berpikir tentang asal-usul kehidupan, ia hanya menggunakan akalnya untuk
mencari kebahagian secara materi.
Dengan
kata lain, dapat dikatakan bahwa ia tidak menggunakan akalnya secara benar untuk
berpikir dan memahami tentang manusia, hidup dan alam semesta. Ia tidak mau
berpikir tentang ketiga hal tersebut sebab ia hanya menganggap bahwa hidup
hanyalah sekedar hidup dan tidak lebih dari itu.
Kemudian
ada pula paham yang menganggap bahwa segala sesuatu berasal dari Tuhan, hanya
saja ia tidak mau diatur oleh Tuhan. Sebab ia menganggap bahwa Tuhan tidak
lebih dari sekedar Pencipta (Creator). Setelah itu, maka ia tidak lagi berkuasa
atas apa yang diciptakannya.
Paham
ini sebenarnya tidak berbeda jauh dengan paham sebelumnya yaitu atheis atau
komunis. Hal yang membedakan paham ini hanya pada adanya Tuhan, jika pada paham
komunis mengatakan bahwa Tuhan itu tidak ada, maka paham ini mengatakan Tuhan
itu ada.
Walaupun
pada hakikatnya, kedua paham ini menyatakan bahwa Tuhan itu sebenarnya tidak
ada. Paham pertama mengatakan bahwa Tuhan tidak ada dalam eksistensi sekaligus
kekuasaannya, sementara paham kedua mengatakan bahwa Tuhan ada dalam eksistensi
namun mandul dalam kekuasaan.
Menurut
paham ini, segala sesuatu berasal dari Tuhan, namun setelah Tuhan menciptakan
segala sesuatu maka tugas Tuhan sudah selesai. Dia tidak memiliki kewenangan
lagi setelah proses penciptaan, dan manusia diberikan kebebasan yang
seluas-luasnya dalam bertindak dan bertingkah laku tanpa terikat peraturan
apapun, bahkan manusia berhak untuk membuat aturan untuk mengatur kehidupan diri
mereka sendiri.
Paham
ini mengajarkan agar manusia itu mandiri dengan cara yang keliru, paham ini
mengajarkan manusia untuk belajar mengatur segala sesuatunya berdasarkan
keinginan dia sendiri. Paham ini pun pada hakikatnya merupakan peniadaan atas
eksistensi Tuhan, dengan menjadikan dirinya sebagai penguasa bumi dan menafikan
kekuasaan Tuhan. Tidak ada bedanya dengan paham sebelumnya.
Paham
ini telah memisahkan antara kehidupan dan agama atau lebih dikenal dengan nama sekulerisme.
Dengan kata lain paham ini pun merupakan paham yang tidak mau menggunakan
akalnya untuk berpikir secara benar untuk memahami tentang manusia, hidup dan
alam semesta. Sekalipun paham ini meyakini adanya Tuhan, namun pada hakikatnya
paham ini tidak mengakui adanya Tuhan.
Paham
ini pertama kali dicetuskan oleh seorang filsuf berkebangsaan Perancis yang
bernama, Montesqieu. Sekalipun Montesqieu meyakini keberadaan Tuhan tapi ia
menolak campur tangan Tuhan dalam kehidupan, ia justru menjadikan Tuhan hanya
berada di dalam tempat-tempat ibadah dan tidak lebih dari itu.
Kedua
paham tersebut merupakan paham yang salah dan dapat dikatakan sesat dan
menyesatkan. Sebab kedua paham tersebut telah memandulkan Tuhan, baik dalam hal
eksistensi maupun dalam kekuasaan-Nya.
Seorang manusia yang mau berpikir tentang
manusia, hidup dan alam semesta secara benar tentu akan mendapatkan sebuah
pamahaman yang jernih tentang ketiga hal tersebut. Ia pun akan mampu menjawab
tentang asal-usul manusia dan segala sesuatunya dengan jawaban yang benar berdasarkan
pemikiran yang sehat dan sesuai dengan fitrah manusia. Sehingga ia menjadi
yakin bahwa hanya pemahaman dengan proses pemikiran yang benarlah ia dapat menjalani
kehidupan tanpa rasa ragu dan pesimis.
Bersambung ke pertanyaan kedua
0 komentar:
Posting Komentar